Minggu, 25 November 2012

Daftar Walikota Medan

WALIKOTA MEDAN SEKARANG



NO.
NAMA WALIKOTA MEDAN
MASA JABATAN


DARI TAHUN
SAMPAI TAHUN

ZAMAN BELANDA



Daniël Mackay
1918
1931

J.M. Wesselink
1931
1935

G. Pitlo
1935
1938

C.E.E. Kuntze
1938
1942





ZAMAN JEPANG



Shinichi Hayasaki
1942
1945

(早崎 真一 Hayasaki Shinichi?)







ZAMAN KEMERDEKAAN


1.
Luat Siregar
3 Oktober 1945
10 November 1945
2.
M. Yusuf
10 November 1945
Agustus 1947
3.
Djaidin Purba
1 November 1947
12 Juli 1952
4.
A.M. Jalaluddin
12 Juli 1952 -
1 Desember 1954
5.
Hadji Muda Siregar
6 Desember 1954
14 Juni 1958
6.
Madja Purba
3 Juli 1958
28 Februari 1961
7.
Basyrah Lubis
28 Februari 1961
30 Oktober 1964
8.
P.R. Telaumbanua
10 Oktober 1964
28 Februari 1965
9.
Aminurrasyid
28 Agustus 1965
26 September 1966
10.
Sjoerkani
26 September 1966
3 Juli 1974
11.
M. Saleh Arifin
3 Juli 1974
31 Maret 1980
12.
Agus Salim Rangkuti
1 April 1980
31 Maret 1990
13.
Bachtiar Djafar
1 April 1990
31 Maret 2000
14.
Abdillah
1 April 2000
20 Agustus 2008

Afifuddin Lubis (penjabat)
20 Agustus 2008
22 Juli 2009

23 Juli 2009
16 Februari 2010

Syamsul Arifin (penjabat)
16 Februari 2010
25 Juli 2010
15
26 Juli 2010
14 Mei 2013

15 Mei 2013
18 Juni 1014
16
18 Juni 2014
Sekarang




Kamis, 22 November 2012

Lambang | Logo Kota Medan

Pengertian Lambang / Logo Kota Medan
  • 17 biji padi berarti tanggal 17 dari hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
  • 8 bunga kapas berati bulan 8 dari tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
  • 4 tiang dan 5 bahagian dari perisai berarti tahun 45 dari Proklamasi Indonesia.
  • Satu bambu runcing yang terletak dibelakang perisai adalah lambang perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia, dan lima bahan-bahan pokok yang terpenting dihadapan bambu runcing berarti Kemakmuran serta Keadilan Sosial yang merata ada dihadapan kita.
  • Bintang yang bersinar lima adalah Bintang Nasional yang berarti bahwa hidup penduduk Kota Medan khususnya dan Indonesia umumnya akan bersinar-sinar bahagia dan lepas dari kemiskinan dan kemelaratan.
  • Lima sinar bintang berarti lima bahan pokok terpenting yang diekspor dari Kota Medan dan lima bahagian perisasi berarti Pancasila yang menjadi Dasar Negara Republik Indonesia.

Sejarah Istana Maimoon

Photo Tahun 70-an
Photo Tahun 2000-an
Sejarah
Dalam catatan sejarah Istana Maimun yang disebut juga sebagai Istana Putri Hijau, merupakan istana kebesaran Kerajaan Deli. Istana ini didominasi warna kuning, warna kebesaran kerajaan Melayu. Pembangunan istana selesai pada 25 Agustus 1888 M, dan diresmikan tiga tahun kemudian, pada 18 Mei 1891. di masa kekuasaan Sultan Makmun al-Rasyid Perkasa Alamsyah. Sultan Makmun adalah putra sulung Sultan Mahmud Perkasa Alam, pendiri kota Medan. Pemerintah Hindia Belanda turut juga membantunya dengan menunjuk Kapten KNIL Thomas van ERP di bidang teknis pembangunan.

Sejak tahun 1946, Istana ini dihuni oleh para ahli waris Kesultanan Deli. Dalam waktu-waktu tertentu, di istana ini sering diadakan pertunjukan musik tradisional Melayu. Biasanya, pertunjukan-pertunjukan tersebut dihelat dalam rangka memeriahkan pesta perkawinan dan kegiatan sukacita lainnya. Selain itu, dua kali dalam setahun, Sultan Deli biasanya mengadakan acara silaturahmi antar keluarga besar istana. Pada setiap malam Jumat, para keluarga sultan mengadakan acara rawatib adat (semacam wiridan keluarga).

Bagi para pengunjung yang datang ke istana, mereka masih bisa melihat-lihat koleksi yang dipajang di ruang pertemuan, seperti foto-foto keluarga sultan, perabot rumah tangga Belanda kuno, dan berbagai jenis senjata. Di sini, juga terdapat meriam buntung yang memiliki legenda tersendiri. Orang Medan menyebut meriam ini dengan sebutan meriam puntung.

Kisah meriam puntung ini punya kaitan dengan Putri Hijau. Dikisahkan, di Kerajaan Timur Raya, hiduplah seorang putri yang cantik jelita, bernama Putri Hijau. Ia disebut demikian, karena tubuhnya memancarkan warna hijau. Ia memiliki dua orang saudara laki-laki, yaitu Mambang Yasid dan Mambang Khayali. Suatu ketika, datanglah Raja Aceh meminang Putri Hijau, namun, pinangan ini ditolak oleh kedua saudaranya. Raja Aceh menjadi marah, lalu menyerang Kerajaan Timur Raya. Raja Aceh berhasil mengalahkan Mambang Yasid. Saat tentara Aceh hendak masuk istana menculik Putri Hijau, mendadak terjadi keajaiban, Mambang Khayali tiba-tiba berubah menjadi meriam dan menembak membabi-buta tanpa henti. Karena terus-menerus menembakkan peluru ke arah pasukan Aceh, maka meriam ini terpecah dua. Bagian depannya ditemukan di daerah Surbakti, di dataran tinggi Karo, dekat Kabanjahe. Sementara bagian belakang terlempar ke Labuhan Deli, kemudian dipindahkan ke halaman Istana Maimun.
Setiap hari, Istana ini terbuka untuk umum, kecuali bila ada penyelenggaraan upacara khusus.
Photo Satelit
Lokasi
Istana ini terletak di jalan Brigadir Jenderal Katamso, kelurahan Sukaraja, kecamatan Medan Maimun, Medan, Sumatera Utara.
Luas
Luas istana lebih kurang 2.772 m, dengan halaman yang luasnya mencapai 4 hektar. Panjang dari depan kebelakang mencapai 75,50 m. dan tinggi bangunan mencapai 14,14 m. Bangunan istana bertingkat dua, ditopang oleh tiang kayu dan batu
Setiap sore, biasanya banyak anak-anak yang bermain di halaman istana yang luas.
Gaya Arsitektur
Arsitektur
Arsitektur bangunan merupakan perpaduan antara ciri arsitektur Moghul, Timur Tengah, Spanyol, India, Belanda dan Melayu. Pengaruh arsitektur Belanda tampak pada bentuk pintu dan jendela yang lebar dan tinggi. Tapi, terdapat beberapa pintu yang menunjukkan pengaruh Spanyol. Pengaruh Islam tampak pada keberadaaan lengkungan (arcade) pada atap. Tinggi lengkungan tersebut berkisar antara 5 sampai 8 meter. Bentuk lengkungan ini amat populer di kawasan Timur Tengah, India dan Turki.
Bangunan istana terdiri dari tiga ruang utama, yaitu: bangunan induk, sayap kanan dan sayap kiri. Bangunan induk disebut juga Balairung dengan luas 412 m2, dimana singgasana kerajaan berada. Singgasana kerajaan digunakan dalam acara-acara tertentu, seperti penobatan raja, ataupun ketika menerima sembah sujud keluarga istana pada hari-hari besar Islam.Di bangunan ini juga terdapat sebuah lampu kristal besar bergaya Eropa.
Di dalam istana terdapat 30 ruangan, dengan desain interior yang unik, perpaduan seni dari berbagai negeri. Dari luar, istana yang menghadap ke timur ini tampak seperti istana raja-raja Moghul.

Perencana
Ada beberapa pendapat mengenai siapa sesungguhnya perancang istana ini. Beberapa sumber menyebutkan perancangnya seorang arsitek berkebangsaan Italia, namun tidak diketahui namanya secara pasti. Sumber lain, yaitu pemandu wisata yang bertugas di istana ini, mengungkapkan bahwa arsiteknya adalah seorang Kapitan Belanda bernama T. H. Van Erp.

Renovasi
Istana ini terkesan kurang terawat, boleh jadi, hal ini disebabkan minimnya biaya yang dimiliki oleh keluarga sultan. Selama ini, biaya perawatan amat tergantung pada sumbangan pengunjung yang datang. Agar tampak lebih indah, sudah seharusnya dilakukan renovasi, tentu saja dengan bantuan segala pihak yang concern dengan nasib cagar budaya bangsa.
Prasasti Legenda Meriam Puntung

Tempat Menyimpan Meriam Puntung
Meriam Puntung
Dari Berbagai sumber